LOVE YOUR MIND
LOVE YOUR MIND | 21 May 2024
Warna lampu tidur yang tidak tepat ternyata dapat mengganggu ritme alami tubuh. Karena ritme alami tubuh mendorong tidur yang konsisten dan berkualitas, saat terjadi gangguan maka dapat menyebabkan berbagai masalah tidur yang dapat menurunkan kualitas tidur.
Tidur yang berkualitas sendiri ditandai dengan beberapa ciri seperti:
- Tidur dengan durasi 7-8 jam per malam
- Tidur berlangsung lelap sepanjang malam
- Mudah tertidur lagi jika terbangun
- Merasa bugar dan berenergi saat bangun di pagi hari.
Tidur yang berkualitas penting sebagai cara menjaga kesehatan tubuh, baik fisik maupun mental, seperti diuraikan di artikel ini.
Salah satu faktor yang mengatur jam tidur alami (biasa juga disebut ritme sirkadian) adalah hormon melatonin yang diproduksi oleh kelenjar pineal di otak. Menurut Cleveland Clinic, semakin banyak kadar hormon melatonin dalam tubuh, maka semakin lelap dan berkualitas tidur kita, meskipun hal ini juga dipengaruhi beberapa faktor lain.
Hormon melatonin dapat diproduksi dalam jumlah tertinggi dalam kondisi gelap gulita (malam hari). Sementara produksinya sangat rendah di siang hari atau saat kita terpapar oleh cahaya yang terang. Itulah kenapa gelap adalah kondisi ideal kalau ingin tidur dengan lelap.
Meskipun gelap adalah kondisi ideal untuk tidur, tapi ada kondisi-kondisi yang membuat sebagian orang tidak langsung bisa menerapkannya. Misalnya pada anak kecil yang belum terbiasa untuk tidur dalam kegelapan, apalagi saat sendirian di dalam kamar, sehingga diperlukan lampu tidur.
Nah, cahaya lampu tertentu ternyata dapat merangsang produksi hormon melatonin yang bisa membuat tidur lebih lelap. Tapi ada juga warna cahaya yang bisa menghambatnya.
Cahaya lampu yang baik untuk tidur adalah warna-warna hangat (warm tones), seperti merah, oranye, kuning, amber (kuning kecokelatan) yang ringan dan redup. Menurut Journal of Athletic Training, cahaya lampu tidur warna merah yang redup terbukti bisa membuat hormon melatonin meningkat dan tidur lebih lelap.
Selain meningkatkan produksi melatonin, paparan cahaya merah yang redup selama tidur dan saat terbangun juga terbukti mengurangi rasa lelah dan disorientasi di pagi hari yang dikenal dengan istilah sleep inertia.
Buatlah pengaturan cahaya agar bola lampu tidur tidak langsung terpapar mata seperti model lampu dengan tudung sehingga hanya tampak sebaran cahayanya saja.
Sebaliknya, warna cahaya lampu tertentu dapat menghambat produksi hormon melatonin sehingga bisa membuat sulit tidur dan kualitas tidur berkurang. Cahaya lampu ini adalah warna-warna dingin (cool tones), seperti putih, biru, hijau dan ungu.
Warna putih biasanya berasal dari cahaya bohlam lampu dengan jenis cool white atau cool daylight, sementara cahaya biru biasanya berasal dari layar alat-alat elektronik seperti handphone, tablet, laptop dan TV.
Menurut jurnal Neurotherapeutics, reseptor cahaya pada bola mata kita sangat sensitif terhadap cahaya biru sehingga membuat kita tetap terjaga seperti di siang hari. Jadi, disarankan untuk menjauhkan gadget-mu satu jam sebelum tidur.
Tidur yang lelap dan berkualitas tentunya juga dipengaruhi faktor lain, seperti misalnya kenyamanan saat sedang menstruasi. Pilih pembalut yang membuatmu nyaman dan bebas dari rasa khawatir bocor agar tidurmu lelap dan berkualitas.
Laurier Relax Night bikin kamu Zero Khawatir Bocor karena dilengkapi dengan Teknologi Serap Magnetik yang membuat darah terhisap kuat, terkunci cepat dan tidak kembali ke permukaan.
Selain itu, Laurier Relax Night juga memiliki Fiber Dry Tech yang lembut, berpori, cepat menyerap sehingga permukaan kering maksimal. Struktur bebas celah dan sayap pelindung membuat pembalut tidak bergeser sehingga bebas bocor semalaman, apa pun posisi tidurmu. Klik di sini untuk info lebih lanjut tentang Laurier Relax Night.
Yuk, pilih warna lampu kamar yang tepat agar tidurmu lelap dan berkualitas.
RECOMMENDATION
PODCAST