LOVE YOUR MIND
LOVE YOUR MIND | 14 March 2024
Sejarah mukena di Indonesia diulas dalam Jurnal Studi Kultural yang menyebutkan hadirnya mukena berakar dari penyebaran Islam oleh Wali Songo di abad ke-14. Di saat itu, perempuan di Jawa memakai kemben sebagai pakaian sehari-hari, sehingga mukena menjadi inovasi untuk menutup aurat perempuan yang menjadi syarat sah saat salat.
Saat ini, meskipun banyak perempuan di Indonesia memakai hijab serba tertutup yang bisa digunakan untuk salat, mukena tetap banyak digunakan sebagai perlengkapan salat. Budaya yang sudah berlangsung cukup lama membuat perempuan muslim Indonesia merasa aneh jika salat tanpa menggunakan mukena, walaupun sudah mengenakan pakaian tertutup dan berhijab.
Di bulan Ramadan, intensitas ibadah biasanya meningkat, sehingga frekuensi penggunaan mukena pun bertambah. Kondisi mukena yang bersih, kering dan wangi pastinya membuat ibadah tenang dan nyaman.
Tapi pada kenyataannya, mukena sangat rentan lembap karena digunakan setelah berwudhu dengan air (terutama di area sekeliling wajah dan leher). Kondisi lembap ini rawan menjadi tempat berkembang biak bakteri yang tidak hanya menyebabkan bau kurang kurang sedap tapi juga risiko tumbuhnya jamur.
Agar bebas bau dan jamur, yuk rawat mukena dengan cara yang tepat. Mukena bersih dan wangi akan mendukung ibadahmu, terutama di bulan Ramadan ini, jadi lebih khusyuk dan nyaman. Bagaimana cara merawatnya?
Meskipun sudah dikeringkan, masih ada kemungkinan kulit tetap lembap saat memakai mukena. Itulah sebabnya, setelah digunakan, sebaiknya mukena digantung sambil diangin-anginkan agar lembapnya hilang. Melipat mukena dalam kondisi lembap membuatnya rentan bau dan tumbuh jamur.
RECOMMENDATION
PODCAST