LOVE YOUR MIND
LOVE YOUR MIND | 28 August 2023
Penyebab Si Kecil Masih Sering Bangun Tengah Malam
3. Si Kecil Bergantung Pada Orang Lain untuk Bisa Kembali Tertidur
Bangun malam pada bayi bukanlah hal yang asing. Bayi baru lahir bisa bangun tiap dua jam sekali di malam hari untuk menyusu. Ibu menyusui bisa langsung memberikan ASI tiap kali ia terbangun karena lapar. Karena ASI masih menjadi satu-satunya sumber asupan nutrisi, si Kecil membutuhkannya dalam frekuensi yang tinggi untuk memaksimalkan tumbuh kembangnya.
Memasuki usia 5-6 bulan, ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Maka, ia harus diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI). Saat sudah mendapat tambahan asupan MPASI, biasanya bayi menjadi lebih mudah kenyang sehingga tidak mudah lapar dan frekuensi bangun di malam harinya pun biasanya berkurang.
Menurut American Academy of Pediatrics, mulai usia 4-6 bulan, si Kecil mulai menemukan ritme tidur sehingga ia bisa tidur lebih lama dan bangun malamnya pun berkurang. Yang jadi masalah adalah ketika sudah melewati usia 5 atau 6 bulan, ia masih sering bangun malam. Buat Moms, tentu saja ini bisa menjadi sumber kelelahan dan stres tersendiri, bukan?
Penyebab Si Kecil masih sering bangun malam bisa berbeda-beda sesuai dengan pola tidur yang dialaminya. Dilansir dari babysleepscience.com, masing-masing pola ini punya penyebab yang bisa dijelaskan secara saintifik.
Pola: Biasanya, si Kecil akan tidur di awal jam tidur, tapi terbangun dalam waktu 20-60 menit. Ia akan bangun selama 2-3 kali sebelum akhirnya tidur panjang.
Sebabnya: Ada ketidakcocokkan antara kondisi fisik bayi dengan jam tidur biologisnya. Si Kecil terlihat sudah lelah atau mengantuk (biasanya karena tidur siangnya tidak nyenyak atau cuma sebentar) tapi jam biologis tubuhnya berkata belum saatnya untuk tidur.
Solusi: Ciptakan tidur siang yang berkualitas sehingga jam tidur bisa dimundurkan dan bisa lebih menyesuaikan jam biologis si Kecil.
Pola: Si Kecil kesulitan untuk jatuh tertidur, biasanya butuh waktu lebih dari 20 menit sejak ia bersiap tidur hingga tertidur nyenyak sepenuhnya.
Sebabnya: Jam tidur tidak sesuai dengan jam biologisnya sehingga tubuh dan otak masih dalam kondisi ‘terbangun’.
Solusi: Mundurkan jam tidurnya agar lebih menyesuaikan dengan jam biologis anak.
Pola: Tidur nyenyak selama 2-5 jam awal, lalu bangun setiap 60-90 menit sekali.
Sebabnya: Sebenarnya, terbangun setiap selesai 1 siklus tidur setiap 60-90 menit itu normal. Tapi ketika ia menangis dan butuh ditenangkan untuk kembali tidur, artinya ia terbiasa mengasosiasikan tidur dengan bantuan orang lain (misalnya ditenangkan, diayun, digendong).
Solusi: Ajarkan bayi untuk tidur secara mandiri sehingga bisa kembali tertidur sendiri saat bangun di tengah malam. Moms bisa coba lakukan sleep training pada Si Kecil. Klik di sini kalau Moms ingin tahu berbagai metode sleep training yang bisa diterapkan pada bayi. (link ke artikel sleep training).
Pola: Tidur nyenyak selama 3-5 jam awal, lalu bangun setiap 2-3 jam sekali. Tapi akan mudah tidur lagi setelah diberi susu/makanan.
Sebabnya: Bayi yang bisa tidur selama minimal 3 jam biasanya tidak bermasalah dengan kemandirian. Jadi, kalau terbangun biasanya karena lapar.
RECOMMENDATION
PODCAST