LOVE OTHERS
LOVE OTHERS | 28 May 2024
1. Kaki berbentuk huruf O ketika menggunakan popok
2. Penggunaan popok menghambat Si Kecil belajar berjalan
3. Bedak membantu menghindari dari ruam popok
4. Popok berukuran lebih besar membantu mencegah ruam popok
Banyak mitos yang berkembang di masyarakat mengenai penggunaan popok pada Si Kecil. Mitos bisa datang dari orang tua, saudara, atau teman terdekat yang seringkali membuat bertanya-tanya benar atau tidaknya.
Di sisi lain, popok telah menjadi kebutuhan wajib Si Kecil. Supaya tidak bingung,, penting Moms mengecek fakta yang sebenarnya di balik mitos seputar penggunaan popok Si Kecil. Apa saja mitos dan fakta kebenarannya?
Pasti Moms sering mendengar mitos penggunaan popok yang dapat membuat kaki berbentuk huruf O. Fakta menariknya, bentuk kaki bayi memang pada dasarnya berbentuk O atau seperti jalan mengangkang.
Kaki berbentuk O yang disebut juga dengan bow leg merupakan hal yang normal dan akan membaik dengan sendirinya pada usia sekitar 18 bulan dan akan kembali lurus pada usia sekitar 3-4 tahun.
Jadi kaki berbentuk O itu bukan karena popok ya, Moms. Namun, jika Moms menemukan kaki berbentuk O ini tak kunjung lurus sebaiknya segera datangi dokter agar tidak mengganggu tumbuh kembang Si Kecil.
Sebuah penelitian mengungkap bahwa memakai popok memang membuat anak sulit berjalan karena ada gangguan yang terdapat di antara kedua kaki. Namun, hal ini tidak membuat penggunaan popok harus dihindari.
Moms bisa menyiasati dengan menggunakan ukuran popok yang tepat untuk Si Kecil, jangan membiarkan popok Si Kecil penuh, dan pastikan memilih popok dengan daya serap tinggi.
Mungkin Moms pernah melihat orang tua Moms memberikan bedak saat mengganti popok Si Kecil, bukan? Kebiasaan ini diyakini dapat mengurangi lembap dan mencegah ruam popok. Namun faktanya, memberi bedak pada Si Kecil terutama pada area sensitif tidaklah disarankan.
American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk tidak menggunakan bedak bayi sama sekali, karena partikel bedak bisa saja terhirup dan masuk ke paru-paru yang tidak baik untuk Si Kecil. Untuk mencegah kulit ruam, pastikan untuk mengganti popok tiap 4 jam sekali dan pastikan area popok kering sempurna.
Popok berukuran besar untuk mencegah ruam popok sudah pasti mitos ya, Moms. Ruam popok memang terjadi ketika ada gesekan antara kulit bayi dan popok, tetapi itu tidak berarti Moms harus membeli ukuran yang terlalu longgar untuk Si Kecil.
Popok harus seperti pakaian yang dikenakan Si Kecil, pas dan nyaman. Jika ukuran popok terlalu besar, popok Si Kecil berpotensi mengalami bocor yang menyebabkan terjadi distraksi saat beraktivitas. Pilihlah popok yang memiliki sirkulasi udara yang baik dan memiliki daya serap tinggi untuk membantu mencegah ruam popok.
Ruam popok memang bisa menjadi penghambat tumbuh kembang Si Kecil karena distraksi yang ditimbulkan dari rasa gatal dan perih di kulit. Nah, mitos popok membuat kulit ruam bisa saja menjadi fakta jika Moms tidak memperhatikan penggunaan popok Si Kecil.
Faktanya, ruam popok bisa terjadi berkat pertumbuhan bakteri akibat lembap dari pipis atau pup Si Kecil. Ini juga bisa terjadi akibat gesekan popok dan bahan pakaian yang digunakan. Oleh karena itu, untuk menyangkal mitos ini, Moms dianjurkan mengganti rutin popok bayi setiap 3-4 jam sekali.
Moms juga perlu menggunakan popok yang berkualitas dan memiliki daya serap tinggi. Merries Good Skin memiliki daya serap yang cepat dan banyak, hingga 5 kali pipis, sehingga permukaan kulit Si Kecil tetap kering.
Ekstrak aktif alami witch hazel menjaga kulit si Kecil tetap lembut. Sirkulasi udara Merries Good Skin yang baik juga membuat kulit Si Kecil bebas bernapas. Selain itu, karet popok ini juga elastis dan lembut sehingga terasa nyaman dan tidak meninggalkan bekas pada kulit Si Kecil.
Merries Good Skin adalah satu-satunya popok di Indonesia yang telah teruji klinis oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) karena terbukti dapat mengurangi risiko iritasi pada kulit bayi yang lembut. Klik di sini untuk tahu info lain yang lebih bermanfaat tentang popok Merries Good Skin.
Banyak yang beranggapan jika suleten (impetigo) atau kondisi kulit melepuh pada bayi diakibatkan karena Moms membakar popok bayi. Faktanya, impetigo disebabkan oleh bakteri yang menyebabkan infeksi pada kulit bayi karena kurangnya menjaga kebersihan. Jadi membakar popok bayi sekali pakai tidak ada hubungannya dengan bayi yang suleten ya, Moms.
Beberapa wilayah di Indonesia, mempercayai jika membuang popok bekas pakai di sungai bisa membuat kulit Si Kecil sejuk. Fakta menariknya, tidak ada penelitian yang mengungkap popok yang dibuang ke sungai dapat mempengaruhi kulit bayi.
Bahkan, jika membuang sampah di sungai, bisa mencemari lingkungan ditambah kotoran manusia memiliki lebih dari 100 jenis bakteri dan virus di dalamnya. Jika popok bekas pakai dibuang secara sembarangan tentu ini akan mengancam kebersihan lingkungan, dan merugikan orang sekitar termasuk soal penyakit.
Ada beberapa cara untuk membuang popok bekas pakai selain di sungai. Bahkan Moms bisa berkreasi lewat popok bekas pakai sehingga tidak mencemari lingkungan. Melalui program edukasi Merries Senyumkan Lingkungan, Moms bisa ikut andil dalam mengolah limbah popok bekas pakai.
Moms bisa ubah popok menjadi pot cantik, pouch atau goodie bag yang bermanfaat dan ubah gel popok bekas pakai menjadi media tanam, yuk cari tahu cara pembuatannya di sini.
Itu dia 7 mitos yang perlu Moms tahu. Mendengarkan saran dari orang tua, saudara dan teman boleh saja, tapi jangan sampai menimbulkan salah paham dan salah bertindak! Moms punya cerita apa soal mitos penggunaan popok? Cerita di kolom komentar, yuk!
RECOMMENDATION
PODCAST