LOVE YOUR MIND
LOVE YOUR MIND | 14 March 2025
Bulan Ramadan menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim. Pada bulan suci ini, umat muslim menjalankan ibadah puasa. Menurut NU Online, puasa secara bahasa berarti menahan. Sedangkan pengertian puasa secara syara’ adalah menahan diri dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa. Jadi, bukan sekadar menahan lapar dan haus.
Adapun syarat wajib puasa ada lima, yakni beragama Islam, baligh atau memenuhi usia syarat dewasa,berakal atau tidak gila, serta secara fisik mampu melakukan puasa. Syarat wajib puasa yang terakhir adalah suci dari menstruasi dan nifas, di mana wanita muslim yang dalam kondisi menstruasi tidak boleh menjalankan ibadah puasa.
Menstruasi membuat ibadah puasa kamu tidak bisa sebulan penuh. Bahkan kadang-kadang sudah berpuasa sepanjang hari, tiba-tiba menstruasi datang menjelang buka puasa. Kalau sudah begini, apa yang harus dilakukan?
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, tidak menstruasi atau nifas termasuk dalam syarat wajib puasa. Jadi ketika darah menstruasi keluar meskipun kamu sudah berpuasa hingga menjelang Maghrib, secara otomatis hal itu akan membatalkan puasa.
Dengan demikian, jika kamu mengalami menstruasi sebelum tiba waktu berbuka atau Magrib, maka kamu disarankan untuk segera berbuka untuk membatalkan puasanya.
Perempuan yang mengalami menstruasi di bulan Ramadan wajib mengganti puasa pada hari yang lain.
Meskipun wajib mengganti (qadha) puasanya di hari lain setelah Ramadan, kamu tidak perlu mengganti shalat yang ditinggalkan. Hal ini sesuai hadis Aisyah radhiyallahu ‘anha berikut:
"Kami dahulu mengalami haid di masa Rasulullah, lalu kami diperintahkan untuk mengqadha puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat." (HR. Bukhari No. 321, Muslim No. 335)
Jam 6-9 pagi
Jam 9-12 siang
jam 12-3 sore
Jam 3-6 sore
RECOMMENDATION
PODCAST