LOVE OTHERS
LOVE OTHERS | 21 February 2024
Pertumbuhan dan perkembangan menjadi salah satu ciri dari si Kecil sejak ia hadir sebagai janin dalam kandungan, lahir hingga mencapai usia dewasa. Saat lahir, meskipun terlihat sempurna, masih banyak organ dan sistem tubuh si Kecil yang masih dalam proses penyempurnaan hingga akhirnya ia bisa tumbuh menjadi manusia dewasa yang bisa menjalankan fungsinya secara utuh.
Salah satu organ yang masih terus tumbuh adalah bagian pinggul. Sejak masih dalam kandungan, bagian pinggul ini termasuk yang banyak mengalami perubahan. Ini terjadi terutama saat menjelang kelahiran ketika struktur pinggulnya harus mengalami penyesuaian pertumbuhan agar bisa melalui jalur lahir melalui vagina ibu.
Nah, ketika sudah lahir, pinggul akan kembali tumbuh normal pada sebagian besar bayi yang normal. Namun ada juga sebagian bayi yang mengalami gangguan pertumbuhan bagian pinggul. Inilah yang disebut sebagai hip dysplasia atau displasia pinggul.
Hip dysplasia adalah sebuah kondisi gangguan pertumbuhan pinggul ketika sendi panggul tidak berkembang dengan seharusnya sehingga posisi bola bergeser sebagian atau seluruhnya ke luar dari sendi. Pada kondisi normal, bola ini masuk seluruhnya ke dalam sendi atau soket panggul.
Menurut Hip Dysplasia Institute Amerika Serikat, hip dysplasia adalah gangguan pertumbuhan yang kemunculannya sering tidak disadari oleh para orang tua. Sebabnya, si Kecil belum menampakkan pergerakan yang berarti saat masih bayi. Diagnosis hip dysplasia saat bayi biasanya ditegakkan melalui skrining kesehatan khusus.
Seperti disebutkan sebelumnya, munculnya hip dysplasia sangat berhubungan dengan perkembangan bayi selama masih dalam kandungan dan juga masa-masa awal setelah bayi lahir. Berikut faktor-faktor yang menjadi penyebab hip dysplasia pada si Kecil.
- Ruang rahim yang padat, terutama menjelang kelahiran. Bola sendi mengalami pergerakan keluar dari posisi seharusnya dan lingkaran sendi (soket) tidak cukup dalam untuk menahan bola tersebut.
- Posisi rahim yang menekan pinggul bayi. Ini terjadi terutama jika bayi berukuran relatif lebih besar dari normal.
- Kekurangan hormon estrogen pada ibu hamil. Hormon estrogen ini dibutuhkan untuk merilekskan ligamen pinggul bayi saat kelahiran. Saat jumlahnya kurang, sendi pinggul bayi menjadi tidak stabil.
- Bedong yang terlalu ketat, yaitu ketika kedua kaki si kecil ditarik dan diluruskan, bola kemungkinan juga akan tertarik menjauh dari soket dan otot-otot sekitarnya akan menekan tulang rawan yang bisa menyebabkan pertumbuhan pinggul yang tidak normal.
- Posisi gendong bayi yang tidak tepat, yaitu ketika posisi kaki si Kecil terlalu lurus dan memanjang ke bawah yang membuat posisi pinggul terlalu terbuka.RECOMMENDATION
PODCAST