Dengan Kirei Lifestyle Innovation,
Upgrade Dirimu Jadi Lebih Baik Inside Out
Dengan
Kirei Lifestyle Innovation
Upgrade Dirimu
Jadi Lebih Baik
Inside Out

LOVE OTHERS

Hip Dysplasia pada Si Kecil, Kenali Penyebab, Gejala dan Perawatannya

Kelainan pinggul pada si Kecil ini bisa dideteksi sedini mungkin. Yuk, cari tahu lebih dalam soal hip dysplasia.

Pertumbuhan dan perkembangan menjadi salah satu ciri dari si Kecil sejak ia hadir sebagai janin dalam kandungan, lahir hingga mencapai usia dewasa. Saat lahir, meskipun terlihat sempurna, masih banyak organ dan sistem tubuh si Kecil yang masih dalam proses penyempurnaan hingga akhirnya ia bisa tumbuh menjadi manusia dewasa yang bisa menjalankan fungsinya secara utuh.

Salah satu organ yang masih terus tumbuh adalah bagian pinggul. Sejak masih dalam kandungan, bagian pinggul ini termasuk yang banyak mengalami perubahan. Ini terjadi terutama saat menjelang kelahiran ketika struktur pinggulnya harus mengalami penyesuaian pertumbuhan agar bisa melalui jalur lahir melalui vagina ibu.

Nah, ketika sudah lahir, pinggul akan kembali tumbuh normal pada sebagian besar bayi yang normal. Namun ada juga sebagian bayi yang mengalami gangguan pertumbuhan bagian pinggul. Inilah yang disebut sebagai hip dysplasia atau displasia pinggul.

Apa itu Hip Dysplasia?

Hip dysplasia adalah sebuah kondisi gangguan pertumbuhan pinggul ketika sendi panggul tidak berkembang dengan seharusnya sehingga posisi bola bergeser sebagian atau seluruhnya ke luar dari sendi. Pada kondisi normal, bola ini masuk seluruhnya ke dalam sendi atau soket panggul.


Menurut Hip Dysplasia Institute Amerika Serikat, hip dysplasia adalah gangguan pertumbuhan yang kemunculannya sering tidak disadari oleh para orang tua. Sebabnya, si Kecil belum menampakkan pergerakan yang berarti saat masih bayi. Diagnosis hip dysplasia saat bayi biasanya ditegakkan melalui skrining kesehatan khusus.

Penyebab Hip Dysplasia

Seperti disebutkan sebelumnya, munculnya hip dysplasia sangat berhubungan dengan perkembangan bayi selama masih dalam kandungan dan juga masa-masa awal setelah bayi lahir. Berikut faktor-faktor yang menjadi penyebab hip dysplasia pada si Kecil.

Ruang rahim yang padat, terutama menjelang kelahiran. Bola sendi mengalami pergerakan keluar dari posisi seharusnya dan lingkaran sendi (soket) tidak cukup dalam untuk menahan bola tersebut.

- Posisi rahim yang menekan pinggul bayi. Ini terjadi terutama jika bayi berukuran relatif lebih besar dari normal.

- Kekurangan hormon estrogen pada ibu hamil. Hormon estrogen ini dibutuhkan untuk merilekskan ligamen pinggul bayi saat kelahiran. Saat jumlahnya kurang, sendi pinggul bayi menjadi tidak stabil.

- Bedong yang terlalu ketat, yaitu ketika kedua kaki si kecil ditarik dan diluruskan, bola kemungkinan juga akan tertarik menjauh dari soket dan otot-otot sekitarnya akan menekan tulang rawan yang bisa menyebabkan pertumbuhan pinggul yang tidak normal.

- Posisi gendong bayi yang tidak tepat, yaitu ketika posisi kaki si Kecil terlalu lurus dan memanjang ke bawah yang membuat posisi pinggul terlalu terbuka.


Selain itu, beberapa faktor risiko juga membuat si Kecil lebih rentan mengalami hip dysplasia, yaitu posisi bayi sungsang setelah 28 minggu, bayi perempuan, anak pertama, dan faktor genetik bawaan dari orangtua atau saudara kandung yang sudah mengalami hip dysplasia sebelumnya.

Ciri-Ciri Hip Dysplasia

Jadi, apa yang harus dilakukan oleh orang tua untuk mengetahui apakah si Kecil mengalami displasia panggul atau tidak tanpa perlu melalui skrining? Berikut ciri-ciri yang sering terlihat pada si Kecil yang mengalami hip dysplasia. Karena ia belum banyak melakukan pergerakan, maka Moms and Dads sebaiknya  memperhatikan dengan detail hal-hal berikut ini.

  • Kaki terlihat tidak sama panjangnya

  • Salah satu kaki membuka lebih lebar dari kaki lainnya

  • Jarang menggerakkan satu kaki dibanding kaki lainnya

  • Kulit yang lebih berkerut atau terlihat tidak sama warnanya di bagian antara pangkal paha dan pantat.

Cara Cegah Hip Dysplasia

Pencegahan hip dysplasia saat si Kecil masih bayi bisa dilakukan dengan memperhatikan cara membedong bayi dan cara menggendong bayi yang tepat.

  • Hindari membedong si Kecil terlalu ketat, apalagi dengan kaki yang sangat lurus. Biarkan posisi kaki si Kecil rileks dan sedikit membuka seperti posisinya di dalam rahim.

  • Pastikan posisi gendong juga tidak berisiko, yaitu hindari posisi kaki yang terlalu lurus dan memanjang ke bawah. Pilih gendongan yang memungkinkan posisi kaki si Kecil tetap membuka/melebar.

Memastikan kenyamanan Si Kecil selalu jadi prioritas Moms saat merawat Si Kecil, tidak terbatas saat membedong atau menggendong. Jangan lupa juga untuk selalu memilih popok yang berkualitas agar si Kecil selalu nyaman, seperti Merries Skin Protection. 

Merries Skin Protection memiliki karet pinggang yang lembut dan elastis sehingga mudah dipasangkan pada di Kecil dan tidak menimbulkan kemerahan di pinggang. Selain itu, Merries Skin Protection punya lapisan antibakteri dengan kandungan ekstrak daun teh yang bisa cegah pertumbuhan bakteri serta dilengkapi teknologi +AntiBau yang bisa cegah bau pipis saat popok sudah terisi. 

Merries Skin Protection memiliki tiga jalur penyerapan sehingga menyerap cairan pipis dengan banyak dan cepat sehingga Moms tidak perlu takut bocor. Kemampuannya mengunci pipis juga membuat permukaan popok tetap kering. Sirkulasi udara juga baik sehingga kulit si Kecil bebas bernapas dan tetap nyaman. Klik di sini untuk info lebih lanjut tentang Merries Skin Protection.

Bagaimana Mengatasi Hip Dysplasia?

Saat Si Kecil lahir, dokter akan melakukan pemeriksaan kemungkinan hip dysplasia dengan menggerakkan kaki bayi dengan perlahan di posisi berbeda untuk mengecek apakah persendiannya cocok. 

Jika ada kemungkinan hip dysplasia, pemeriksaan pada bayi di bawah usia 6 bulan biasanya dilakukan melalui USG (ultrasonografi) yang lewat gelombang suara frekuensi tinggi mampu menciptakan gambar kondisi bola dan soket sendi. 

Pada si Kecil atas usia 6 bulan, biasanya dilakukan melalui X-Ray atau rontgen. Setelah terdiagnosa hip dysplasia, biasanya dokter akan menyarankan beberapa alternatif perawatan yang disesuaikan dengan level berat atau tidaknya level hip dysplasia.

  • Observasi Pertumbuhan

    Dilakukan pada bayi berusia di bawah 3 bulan untuk hip dysplasia ringan dengan kondisi sendi pinggul yang stabil. Ada kemungkinan sendi pinggul akan tetap tumbuh dengan normal.

  • Pavlik Harness

    Jika kondisi pinggul si Kecil kurang atau tidak stabil, dokter akan merekomendasikan Pavlik Harness yaitu alat yang digunakan pada bayi berusia hingga 4 bulan untuk menahan pinggul bayi pada posisi yang tepat sementara kaki dapat bergerak.

    Alat ini dipakai siang dan malam hingga sendi pinggul stabil (jumlah jam akan disarankan oleh dokter) dan biasanya berlangsung hingga 12 minggu. 



  • Spica Cast

    Spica cast adalah plester untuk menjaga bentuk sendi agar tetap ditempatnya sehingga pertumbuhannya normal. Plester ini dibalutkan pada bagian paha anak hingga bagian pusar dan hanya menyisakan lubang untuk BAB atau BAK.

    Spica cast biasanya digunakan setelah tindakan operasi pada panggul anak. Dokter dapat memutuskan tindakan operasi ini pada kasus hip dysplasiayang berat. Spica cast biasanya diganti setiap 6 minggu dan digunakan selama 3-6 bulan pasca operasi atau ketika pertumbuhan sendi sudah normal menurut analisis dokter.  


Hip dysplasia yang tidak ditangani dapat menyebabkan pertumbuhan kaki yang terganggu yang efeknya dapat dirasakan hingga Si Kecil dewasa. Satu kaki bisa lebih panjang dari kaki lainnya hingga berjalan menjadi pincang. Posisi sendi pinggul yang tidak stabil juga akan meningkatkan risiko cedera pinggul saat ia dewasa. 

Jadi, yuk, cegah hip dysplasia sedini mungkin  pada Si Kecil dengan selalu memperhatikan proses tumbuh kembangnya dan selalu berkonsultasi ke dokter saat Moms and Dads mendeteksi tanda-tandanya.




Tags: hip dysplasia adalah, skrining kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan
0 comments
Newest
Newest
Oldest

PODCAST

Kami menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda pada situs web kami, mempersonalisasi konten dan iklan, serta menganalisis lalu lintas kami. Kami juga membagikan informasi tentang penggunaan Anda atas situs web kami dengan mitra periklanan dan analitik kami, yang dapat menggabungkannya dengan informasi lain yang telah Anda berikan kepada mereka atau yang telah mereka kumpulkan dari penggunaan Anda atas layanan mereka. Silakan klik Accept All Cookies jika Anda setuju dengan penggunaan semua cookies kami. Silakan klik Cookies Setting untuk menyesuaikan pengaturan cookies Anda di situs web kami. Anda dapat mengelola pengaturan cookie dengan mengeklik tautan Kebijakan Privasi di footer.
Pengaturan Cookies: