LOVE OTHERS
LOVE OTHERS | 17 June 2025
Bayi MPASI Jarang Pup Adalah Normal
Cara Mengatasi Bayi MPASI yang Sulit Pup
- Pastikan Asupan Cairan Tercukupi
Memasuki usia 6 bulan, Si Kecil sudah boleh makan makanan pendamping ASI atau MPASI . sebagai tambahan untuk memenuhi kebutuhan energi dan gizi Si Kecil Namun di masa MPASI ini, apakah Moms melihat Si Kecil jadi jarang pup? Apakah ini normal?
Mengutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), frekuensi (BAB) bayi berubah-ubah sesuai usianya. Bayi baru lahir yaitu 3-4 kali sehari, sementara di usia 3 bulan, frekuensi pup-nya bisa 1-8 kali dalam sehari.
Memasuki usia 6 bulan, frekuensi pup bayi akan semakin jarang, bahkan bisa hanya 1 kali sehari. Hal ini berkaitan dengan perubahan bentuk makanan yang dikonsumsi bayi (MPASI).
Perubahan pola pup pada bayi saat pertama kali dikenalkan pada MPASI merupakan hal yang normal terjadi ya, Moms. Hal ini terjadi karena usus bayi masih menyesuaikan proses pencernaan berdasarkan jenis makanan yang masuk.
Karena selama 6 bulan pertama hanya menerima ASI, ketika pertama kali terpapar makanan lain, usus membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri. Selain itu, seiring dengan pertambahan usia, bayi MPASI akan memiliki pup yang menyerupai orang dewasa, dengan konsistensi yang lebih keras.
Namun, Moms bisa bawa Si Kecil ke dokter jika ia tidak pup sekitar 7 hari setelah mendapatkan MPASI, karena ini bisa menjadi tanda Si Kecil mengalami konstipasi atau sembelit.
Baca juga: Ini Arti Warna Pup Si Kecil yang Perlu Moms Tahu
Pola pup bayi dapat berubah jika pola makan mereka berubah, seperti beralih dari ASI ke susu formula, memulai makanan padat, atau minum lebih sedikit susu dari biasanya. Jika pup Si Kecil tidak lunak atau mudah dikeluarkan, maka mereka mungkin mengalami sembelit.
Ada beberapa tanda umum bayi mengalami sembelit, yaitu:
Bayi buang air besar kurang dari 3-4 kali seminggu
Mengejan saat pup dan butuh waktu 10 menit untuk mengeluarkannya.
Lebih rewel dari biasanya.
Feses bayi keras dan kering seperti kerikil.
Menangis sampai melengkungkan punggung.
Perut keras dan bengkak karena berisi gas.
Meskipun sebagian besar kasus sembelit pada bayi dapat diatasi di rumah, ada beberapa situasi di mana Moms perlu segera mencari pertolongan medis, seperti:
Konstipasi berlangsung lebih dari dua minggu.
Bayi mengalami demam.
Terdapat darah dalam feses bayi.
Bayi muntah.
Bayi menolak makan atau minum.
Perut bayi sangat kembung dan keras.
Ketika memasuki MPASI di usia 6 bulan, mungkin banyak gangguan pencernaan yang bisa terjadi pada Si Kecil karena pola dan tekstur makanannya berubah.
1 kali sehari
3-4 kali sehari
3 hari sekali
7 hari sekali
RECOMMENDATION
PODCAST