LOVE YOUR BODY
LOVE YOUR BODY | 6 December 2022
Kesehatan reproduksi merupakan salah satu hal yang penting diperhatikan. Masih banyak perempuan yang khawatir dengan masalah vagina bau, padahal tidak semua masalah tersebut benar-benar buruk, atau bahkan mengancam kesehatan.
Biar kamu nggak overthinking, kita kenali dulu yuk macam-macam bau vagina, mana yang harus segera ditangani dan mana yang bersifat alami tanpa perlu ditanggapi dengan kekhawatiran berlebih.
Menurut Everyday Health, bau vagina terbagi dalam dua kategori, yakni bau normal, dan tidak normal. Untuk bau vagina normal, contohnya seperti bau fermentasi, dan bau manis (seperti bau gula pasir).
Bau-bau tersebut pada dasarnya tidak mengganggu. Namun jika sudah berlebihan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Apalagi jika disertai gejala tambahan, seperti gatal, vagina terasa panas dan lainnya.
Agar tidak terlalu khawatir, berikut macam-macam bau vagina normal dan bau vagina yang tidak normal serta hubungannya dengan kesehatan reproduksi.
Kamu mungkin pernah mencium bau vagina yang seperti tembaga, atau lebih tepatnya menyerupai bau pada uang logam. Bau tersebut umumnya bersumber dari sisa-sisa darah menstruasi, darah nifas, atau bahkan darah selaput dara yang robek.
Kondisi bau ini disebabkan oleh kadar zat besi yang terkandung dalam darah, sehingga memicu aroma tembaga. Kondisi ini cukup normal, dan umumnya akan hilang dalam 2-3 hari setelah menstruasi dan nifas.
Bau fermentasi ini mirip seperti bau asam yang keluar dari yoghurt, roti atau makanan yang diolah dengan permifan. Kondisi ini umumnya disebabkan karena terlalu banyak bakteri baik di dalam vagina, seperti Lactobacilli.
Kondisi ini muncul saat tingkat keasaman vagina berada di angka 3.8 sampai dengan 4.5 (pH 3.8-4.5) atau tingkat keasaman yang normal.
Lactobacilli sendiri merupakan bakteri baik yang membantu menjaga tingkat keasaman vagina, sekaligus sebagai pelindung dari serangan bakteri jahat. Selama tidak menimbulkan rasa gatal, kondisi ini cukup normal.
Mirip seperti aroma gula pasir, vagina juga bisa mengeluarkan bau manis. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh pertumbuhan bakteri baik yang cukup tinggi. Jangan khawatir, sama seperti bau fermentasi, kondisi ini cukup normal.
Selain itu, bau manis pada vagina juga bisa jadi tanda perubahan tingkat pH pada vagin. Perubahan tingkat pH inilah yang kemudian memicu pertumbuhan ekosistem bakteri baik lainnya, selain Lactobacilli.
Ada juga bau vagina seperti panas atau bau menyengat. Kondisi ini masih masuk dalam kategori normal, dan umum terjadi pada perempuan yang sedang mengalami stres berat, yang membuat kelenjar apokrin dan ekrin bekerja lebih keras.
RECOMMENDATION
PODCAST