LOVE YOUR BODY
LOVE YOUR BODY | 10 September 2024
Asupan makanan dan minuman yang mengandung gula ternyata berhubungan dengan siklus menstruasimu, Girls. Perlu diingat, asupan gula tidak hanya mengacu kepada makanan dan minuman dengan tambahan gula seperti donat, bubble tea, es kopi, cake, pastry, permen, minuman soda, puding dan lain-lain. Kandungan gula juga mengacu kepada makanan karbohidrat seperti roti, nasi, mie, dan tepung-tepungan lainnya.
Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan konsumsi gula harian orang dewasa tidak lebih dari 50 gram atau sekitar 4 sendok makan. Sementara kebutuhan karbohidrat harian dewasa adalah sebanyak 300-400 gram. Nah, sudah pernah menghitung asupan gula dan karbohidrat harian yang aman sehingga tidak mengganggu siklus menstruasimu?
Pentingnya Kadar Gula Darah yang Stabil
Kadar gula darah adalah tingkat glukosa yang berada dalam sel-sel darah. Asupan gula dan karbohidrat akan mempengaruhi kadar gula darah dalam sel-sel di tubuh kita.
Saat masuk ke dalam tubuh, insulin akan mengubah gula menjadi glukosa yang kemudian masuk ke dalam sel-sel darah (itulah mengapa disebut gula darah) dan menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk fungsi organ dan metabolisme tubuh.
Meskipun penting untuk tubuh, tapi kadar gula darah ini perlu dijaga dalam batas yang stabil/normal. Kadar gula darah normal wanita ada di kisaran 70 - 130 mg/dL sebelum makan dan setelah makan, berada di kisaran kurang dari 140 mg/dL.
Saat kamu mengonsumsi gula berlebihan, maka akan terjadi lonjakan kadar gula darah yang bisa menurunkan sensitivitas tubuh terhadap insulin yang bertugas memecah gula menjadi glukosa tadi.
Akibatnya, terjadi resistensi insulin yang bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti obesitas, penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, gangguan liver, hingga menyebabkan gangguan hormon terkait organ reproduksi.
Baca juga: Bukan Soda, Ini 7 Minuman Sehat yang Bermanfaat untuk Menstruasi
Efek Asupan Gula Berlebih Terhadap Siklus Menstruasi
Saat terjadi resistensi insulin ini, banyak sistem di dalam tubuh yang merespon secara tidak normal, termasuk terjadi ketidakseimbangan hormon yang terkait dengan kesehatan reproduksi wanita.
Salah satu akibatnya adalah siklus menstruasi menjadi tidak teratur, bisa terlalu cepat atau bisa juga terlalu lambat. Akibat lain dari resistensi insulin ini adalah meningkatnya gejala yang mengiringi menstruasi seperti kram perut, rasa kembung dan perubahan mood.
Pada sebagian wanita, ketidakseimbangan hormon bisa menyebabkan kondisi yang lebih spesifik seperti sindrom ovarium polikistis (PCOS). Tubuh menghasilkan jumlah androgen yang lebih tinggi dari biasanya yang dapat mengubah siklus menstruasi.
Hormon androgen yang berlebihan pada penderita PCOS juga dapat mengakibatkan ovarium atau indung telur memproduksi banyak kantong-kantong berisi cairan. Kondisi ini menyebabkan sel-sel telur tidak berkembang dengan sempurna dan gagal dilepaskan secara teratur, sehingga tidak terjadi menstruasi.
RECOMMENDATION
PODCAST