Dengan Kirei Lifestyle Innovation,
Upgrade Dirimu Jadi Lebih Baik Inside Out
Dengan
Kirei Lifestyle Innovation
Upgrade Dirimu
Jadi Lebih Baik
Inside Out

LOVE YOUR BODY

5 Fakta Sleep Apnea, Gangguan Tidur yang Mengurangi Kualitas Tidur

Tidur adalah salah satu istirahat terbaik bagi tubuh yang dapat mengembalikan energi. Tapi tidur tidak selalu mencapai kualitas yang baik, terutama jika mengalami gangguan tidur seperti sleep apnea.

Rangkaian kegiatan sehari-hari bisa berlangsung dengan teratur dan sesuai rencana apabila tubuh dan pikiran sehat karena kualitas tidur yang baik . Tidur yang berkualitas adalah ketika tubuh terasa lebih bugar dan bersemangat ketika kamu bangun tidur di pagi hari.

Beda halnya jika kamu memiliki kualitas tidur yang buruk, kamu akan mendapati kondisi lelah, tidak bertenaga dan tidak bersemangat, ketika terbangun di pagi hari. Menjaga kualitas tidur sangatlah penting, karena akan menjaga kita dari rasa stres. Salah satu gangguan tidur yang sering terjadi adalah sleep apnea.

Apa itu Sleep Apnea?

Menurut Cleveland Clinic, sleep apnea adalah kondisi berhentinya proses bernapas saat sedang tidur. Aliran oksigen ke otak pun menjadi berkurang sehingga tubuh mengeluarkan reaksi refleks lewat otak yang mengirimkan sinyal agar kamu terbangun dan bisa bernapas kembali. Reaksi terbangun tiba-tiba inilah yang menghentikan siklus tidur sehingga terjadi gangguan tidur, terutama kalau terjadi berkali-kali dalam semalam. Inilah yang menyebabkan kamu jadi lelah, kurang berenergi dan tidak bersemangat saat bangun di pagi hari.

Ada dua jenis sleep apnea. Pertama adalah yang disebabkan oleh terhambatnya aliran udara di saluran pernapasan, biasa disebut dengan Obstructive Sleep Apnea (OSA). Ini bisa terjadi karena adanya kelainan struktur organ pernapasan (terutama di kepala di leher). Yang kedua adalah yang terjadi karena otak tidak mampu mengendalikan proses bernapas, biasa disebut Central Apnea. Saat kedua jenis ini terjadi bersamaan, maka disebut Mix Sleep Apnea.

Bagaimana cara mengetahui apakah kamu mengalami sleep apnea? Beberapa gejala yang sering terjadi adalah mendengkur saat tidur, sering terbangun saat tidur, terbangun dari tidur dengan berkeringat, mulut terasa kering ketika bangun tidur, nyeri kepala saat bangun tidur, mengantuk saat siang hari, mudah berubah suasana hati, sulit konsentrasi serta turunnya daya ingat. 

Kondisi yang Rentan Sleep Apnea

Menurut situs kesehatan akademis nirlaba asal Amerika Serikat (AS), Mayo Clinic, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kamu mengalami sleep apnea. Berikut faktor-faktornya yang dibagi berdasarkan jenisnya.

1. Obstructive Sleep Apnea (OSA)

  • Berat badan berlebih atau obesitas

Memiliki berat badan lebih atau obesitas memiliki risiko lebih besar. Hal ini karena deposit lemak di sekitar saluran napas bagian atas dapat menghalangi pernapasan. 

  • Memiliki saluran udara yang sempit

Beberapa orang dengan sleep apnea mungkin mewarisi struktur tenggorokan yang sempit. Kalau kamu memiliki masalah amandel atau kelenjar gondok, bisa memperbesar kemungkinan sleep apnea karena jalur oksigen yang tidak bisa masuk dengan leluasa.

  • Riwayat keluarga

Apabila kamu memiliki anggota keluarga dengan riwayat sleep apnea. Maka ada kemungkinan kamu juga mengalami kondisi yang sama.

  • Mengalami hidung tersumbat

Jika hidung kamu tersumbat lendir (misalnya saat flu), maka kamu memiliki risiko besar mengalamisleep apnea. Sebab, lendir yang ada di dalam hidung menghambat proses masuk dan keluarnya oksigen yang seringkali menjadi penyebab sleep apnea.

  • Merokok

Perokok tiga kali lebih berisiko mengalami gangguan tidur ini daripada orang yang tidak pernah merokok. Hal ini karena merokok dapat meningkatkan jumlah peradangan dan retensi cairan di saluran napas bagian atas.

2. Central Sleep Apnea

  • Orang lanjut usia

Orang paruh baya dan yang lebih tua memiliki risiko sleep apnea yang lebih tinggi.

  • Mengidap gangguan jantung

Penderita gagal jantung kongestif (jantung gagal memompa darah secara optimal ke seluruh tubuh) memiliki risiko lebih tinggi mengalami sleep apnea

  • Mengidap stroke

Penyakit stroke berhubungan dengan terhambatnya pasokan darah ke otak. Seseorang yang mengalami stroke berpotensi mengalami sleep apnea karena saat kekurangan darah, otak kehilangan berbagai fungsi, termasuk mengendalikan proses bernapas.

Cara Mengurangi Risiko Sleep Apnea

Sleep apnea yang dibiarkan terus-menerus tidak hanya mengganggu kualitas tidur tapi juga menambah tekanan pada jantung. Sleep apnea bisa kamu cegah dengan cara berikut ini:

1. Perhatikan berat badan ideal

Penyebab utama sleep apnea adalah berat badan dan obesitas. Oleh karena itu penting untuk menjaga berat tubuh ideal, dengan selalu memperhatikan Body Mass Index (BMI), menjaga pola makan, serta olahraga.

2. Terapkan pola sleep hygiene

Orang dewasa usia 18-40 tahun membutuhkan waktu tidur 7-8 jam setiap hari. Dengan menjalankan pola sleep hygiene, fungsi tubuh akan berjalan dengan baik, sehingga kamu dapat mudah terhindar dari beberapa penyakit seperti stres, diabetes, hingga penyakit jantung dan mengurangi risiko sleep apnea.

Kamu bisa baca artikel Yuk, Terapkan Sleep Hygiene untuk Mengatasi Insomnia untuk tahu apa itu sleep hygiene dan bagaimana cara menerapkan sleep hygiene.

3. Kelola kondisi kesehatan 

Kolesterol dan tekanan darah yang melebihi batas normal serta diabetes tipe 2, lebih berisiko mengalami sleep apnea. Penting melakukan skrining kesehatan rutin yang berfungsi untuk mengetahui kadar normal kolesterol dan tekanan darah serta potensi diabetes tipe 2 pada diri kamu. Hal ini sekaligus berperan penting mengantisipasi kemungkinan yang terjadi pada tubuh.

4. Temui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut

 Apabila mengalami gejalasleep apnea kamu bisa melakukan konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan dari masalah gangguan tidur yang dapat mengganggu kualitas tidur dan juga kesehatanmu.

Tahukah kamu, kalau laki-laki dua sampai tiga kali lebih berisiko mengalami sleep apnea, daripada wanita?  Namun, itu tidak membuat wanita terbebas dari risiko mengalaminya. Menurut studi European Respiratory Journal pada Sleep Group Solution, sleep apnea terjadi pada 50% wanita berusia 20-70 tahun. Di antaranya 20% wanita memiliki sleep apnea sedang dan 6% parah.

Dengan mengurangi risiko sleep apnea, akan membantumu mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik, sehingga tubuh selalu segar bugar dan hidup lebih bersemangat setiap harinya. Salah satu cara mendukung kualitas tidur yang baik adalah memperhatikan kenyamanan saat tidur, terutama saat sedang menstruasi.

Terkadang kita sering terbangun akibat takut bocor saat menstruasi. Padahal posisi tidur di malam hari sulit untuk diatur. Untuk itu pastikan kamu selalu menggunakan pembalut bebas bocor seperti Laurier Relax Night agar tidur bebas bocor dan mendapatkan kualitas tidur yang baik.

Laurier Relax Night merupakan pembalut yang memiliki teknologi inti penyerap instan, mampu menyerap cairan dan gumpalan dengan maksimal sehingga memberi perlindungan tidur bebas bocor hingga 10 jam. Selain itu, Laurier Relax Night juga dilengkapi dengan pelindung belakang lebar dengan struktur bebas celah sehingga mencegah bocor pada posisi tidur apa pun.

Laurier Relax Night tersedia dengan ukuran 30 cm, 35 cm, Gathers 35 cm dan Gathers 40 cm. Cari tahu lebih lanjut tentang Laurier Relax Night di sini.

Tidur yang berkualitas adalah investasi penting untuk kesehatan sekarang maupun masa depan. Yuk, tingkatkan kualitas hidupmu mulai hari ini!

Tags: Sleep Apnea, tidur yang berkualitas adalah, gangguan tidur
0 comments
Newest
Newest
Oldest

PODCAST

Kami menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda pada situs web kami, mempersonalisasi konten dan iklan, serta menganalisis lalu lintas kami. Kami juga membagikan informasi tentang penggunaan Anda atas situs web kami dengan mitra periklanan dan analitik kami, yang dapat menggabungkannya dengan informasi lain yang telah Anda berikan kepada mereka atau yang telah mereka kumpulkan dari penggunaan Anda atas layanan mereka. Silakan klik Accept All Cookies jika Anda setuju dengan penggunaan semua cookies kami. Silakan klik Cookies Setting untuk menyesuaikan pengaturan cookies Anda di situs web kami. Anda dapat mengelola pengaturan cookie dengan mengeklik tautan Kebijakan Privasi di footer.
Pengaturan Cookies: